Kamis, 26 Februari 2015

Jangan Cemas Akan Kutuk Laknat Dunia

Janganlah cemas akan kutuk laknat duni, sebab kutuk laknat itu lama kelamaan akan hilang sirna dengan sendirinya laksana asap menipis dan hilang di udara.
Kutuk laknat itu tidak dapat mengubah hari jadi malam. Tetapi, kamu harus takut kepada laknat Tuhan yang turun dari langit, laknat yang jika menimpa seseorang akan menjadikan dia binasa di dalam kedua alam (yakmi di alam ini dan alam nanti, Peny.).

Kamu tidak dapat melindungi dirimu dengan sikap pura-pura (rua); sebab, Allah, Tuhanmu, dapat melihat sampai ke dasar lubuk hati manusia.
Dapatkah kiranya kamu memperdayai Tuhan? Maka buatlah dirimu lurus, bersih, dan suci; dan berdirilah dengan teguh, sebab apabila terdapat di dalam dirimu kegelapan walau sedikit saja, kegelapan itu akan menghalau semua cahaya nuranimu.

Dan, andaikan di sudut relung dadamu ada terselip ke angkuhan, ria, meninggikan diri ataupun kemalasan, maka kamu tidak dianggap sesuatu yang layak diterima Tuhan. Jangan-jangan nanti oleh beberapa hal yang kamu sangka karya baktimu, malah kamu sebenarnya menipu dirimu sendiri, dan beranggapan bahwa segala apa yang seharusnya kamu kerjakan telah kamu laksanakan.

Sebab, Tuhan menghendaki agar di dalam wujudmu terjadi revolusi yang dahsyat dan menyeluruh. Dia menuntut dari dirimu suatu maut, yang sesudah maut itu kamu akan Dia hidupkan kembali.

Segeralah berdamai antara satu sama lain, dan maafkanlah kesalahan saudaramu. Sebab, jahatlah orang yang tidak sudi berdamai dengan saudaranya.
Ia akan diputuskan perhubungannya, sebab ia menanam benih perpecahan. Tinggalkanlah keinginan hawa nafsumu dalam keadaan apapun, dan lenyapkanlah ketegangan antara satu dengan yang lain.

Walaupun seandainya kamu ada dipihak yang benar, bersikaplah merendah diri, seakan-akan kamu bersalah, agar kamu diampuni.
Lepaskanlah segala sesuatu yang bakal menggemukkan hawa nafsu, sebab pintu itu, yang melalui pintu itu kamu diperkenankan masuk tak dapat dilalui orang yang gemuk oleh hawa nafsunya.

Alangkah malangnya orang yang tidak mempercayai apa-apa yang difirmankan Tuhan dan yang telah kusampaikan kepadamu. Sekiranya kamu ingin agar Tuhan ridha kepadamu di langit, maka segeralah bersatu padu dan seakan-akan kamu sekalian antara satu dengan yang lain bagaikan saudara-saudara sekandang layaknya.

Di antara kamu sekalian yang paling mulia adalah dia yang paling suka memaafkan kesalahan saudaranya; dan malanglah dia yang bersi keras kepala dan tidak bersedia memaafkan kesalahan orang lain; maka ia bukan dari golonganku.

Hendaklah kamu senantiasa takut sekali akan laknat Allah, sebab Dia itu "Kudus dan Ghayyur" (sangat tinggi rasa hormat-Nya.)
Peroleh qurub-Nya atau kedekatan pada-Nya. Setiap orang takabur tidak akan dapat memperoleh  qurub-Nya, begitu jufa orang zalim, orang khianat, dan setiap orang yang tidak mempunyai rasa hormat terhadap nama Tuhan.

Barangsiap tergila-gila oleh keduniaan dan layaknya seperti anjing, semut atau burung nasar (tatkala ia melihat bangkai busuk), dan mereka sudah merasa puas oleh kesenangan dunia, mereka tidak dapat memperoleh qurub-Nya. Setiap orang yang tidak bersih matanya, ia akan tetap jauj dari Dia. Setiap orang yang hatinya tidak bersih, tidak akan menyadari adanya Tuhan.

Barangsiapa tinggal didalam gejolak api (penderitaan), ia akan diselamatkan dari apa itu.
Barangsiapa menangis demi Dia, ia akan dibuat tertawa gembira oleh-Nya. Barangsiapa memutuskan diri dari dunia demi Dia, ia akan menemukan Dia. Dengan kesungguhan hati, dan dengan penuh ketulusan serta dengan langkah-langkah  bersemangat jadilah sahabat Tuhan, agar Tuhan pun akan menjadi sahabatmu.

Perlihatkanlah belas kasih terhadap bawahanmu, istri-istrimu, dan saudara-saudaramu yang tak berbeda, agar kamu pun di langit akan dilimpahi kasih sayang.
Hendaknya kamu benar-benar menjadi kepunyaan-Nya, agar Tuhan pun menjadi kepunyaanmu.

Dunia ini tempat yang penuh dengan seribu satu macam bala bencana, yang di antara lain termasuk wabah ta'un; maka kamu sekalian hendaknya berpegang teguh pada tangan Allah, agar Dia menjauhkan bala bencana itu dari kamu.
Tak akan ada bencana timbul di atas permukaan bumi ini selama belum ada perintah dari langit; dan tidak ada bencana hilang lenyap selama belum turun belas kasih dari langit.

Oleh karena itu akan bijaksanalah apabila kamu berpegang kuat-kuat pada akar, dan bukan pada dahan.
Kamu sekalian tidak dilarang untuk berobat atau berikhtiar, akan tetapi yang dilarang ialah menggantungkan kepercayaan pada hal-hal itu.

Kesudahan-Nya adalah kehendak Allah jualah yang akan terjadi.
Bagi dia yang memiliki kekuatan berpegang pada sikap dan pendirian itu, kududukan tawakal adalah unggul daripada segala martabat lainnya.

(Sumber: Bahtera Nuh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar