Rabu, 23 April 2014
Pengajian Gabungan MKAI Daerah Salawu dihadiri Dr. Munawar Ahmad (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Tasikmalaya, Sabtu (1/2/2014) pagi dengan cuaca yang cerah Qaid Daerah (QD) Salawu menghubungi Bpk. Dodi kurniawan salah satu Guru SMU plus Al Wahid untuk mengundang yang bersangkutan sekaligus meminta kesiapan untuk menjadi pembicara dalam agenda 2 (dua) bulanan pengajian Gabungan Daerah Salawu. Beliau merespon dengan menjawab "InsyaAllah" dan beliau mengabarkan bahwa akan mengajak serta Dr. Munawar Ahmad untuk turut serta hadir dalam pengajian ini. Sontak saya selaku panitia berdecak kagum karena merasa akan ada yang spesial dalam pengajian kali ini di mana seorang Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersedia hadiri pengajian ini.
Kami pun membuat kesepakatan bahwa sore nanti, sebelum maghrib tiba QD Salawu akan menjemput Dr. Munawar Ahmad di Wanasigra. Pukul 17.30 WIB, QD Salawu berangkat ke Wanasigra di bawah rintikan hujan dengan mengunakan motor untuk menjemput Dr. Munawar Ahmad, namun di tengah perjalanan tepatnya di Kampung Lebak Leles terlihat rombongan siswa SMU Al Wahid nampak tergesa gesa bersamaan dengan seseorang yang agak asing. Tubuh berpostur jangkung agak kuyup karena ditimpa hujan dan sang penjemput tak mengetahui bahwa yang berperawakan jangkung ini adalah tamu ayang akan dijemput.
Ditanyakan-lah pada salah satu siswa SMU Al Wahid apakah beliau yang bernama Dr. Munawar? Sontak sang siswa menjawab "betul Pak". Maka QD salawu segera memutar arah kembali tarik gas menyusul rombongan yang tertimpa hujan itu, kemudian mengajak Dr. Munawar menaiki motor. Dengan mengucapkan bacaan Basmalah beliau naiki motor menyusuri jalan yang terjal berbatu menuju salah satu perkampungan Ahmadiyah di kampung Sukasari, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya ini di mana akan diadakanya pengajian Gabungan Khudam Daerah Salawu tersebut.
Sesampainya di masjid beliau kami ajak masuk ke guest house dan berbincang bincang mengenai buku yang belum lama ini di-publish dan dibedah di Yogyakarta yang berjudul CANDY’S BOWL (Politik kerukunan UMAT BERAGAMA di Indonesia). Perkenalan Qaid Daerah Salawu sangat berkesan kebetulan namanya sama sama Munawar Ahmad. Sesekali beliau memandangi suasana perkampungan dari guest houseini yang menurutnya masih alami dan sunyi.
Tak lama berselang Adzan Maghrib pun berkumandang dan kami mempersiapkan untuk shalat maghrib dan terlihat di halaman masjid rombongan pemuda Ahmadiyah sudah berkerumun tentunya bukan untuk demo tapi untuk mengikuti kegiatan pengajian gabungan ini. Shalat Maghrib jama' isya, sebelum acara dimulai kami ajak Dr. Munawar Ahmad santap malam hidangan ala kadarnya dengan menu nasi putih, ayam kampung goreng, sambal, dan kerupuk.
Setelah selesai makan terdengar dari lantai dua di ruangan mesjid dan di halaman bergemuruh dipenuhi Anggota Khudam ada yang datang mengunakan motor, mobil, dan pejalan kaki. Tepat pukul 19.30 WIB acara dimulai dan pemimpin acara Sdr. Edih (Qaid Majelis Sukasari) dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an oleh Ao Supridi dan pembacaan janji khudam oleh Qaid Daerah Salawu, serta sambutan Bpk. Wawan setiawan (Ketua Jemaat Sukasari).
Sebelum mulai pemaparan materi yang akan disampaikan oleh Dr. Munawar terlebih dahulu diadakan review acara khudam bulan lalu ada foto-foto Kelas Tarbiyath serta foto-foto kegiatan touring MKAI Daerah Salawu ke Jemaat Manislor dan video pendek kegiatan touring yang menngundang gelak tawa sebagai pengusir rasa kantuk sebelum acara inti .
Tiba saatnya Dr. Munawar dipersilahkan oleh moderator untuk berbagi dan memberikan wejangan-wejangan terhadap Anggota Khudam Daerah Salawu ini.
Peserta Pengajian Gabungan Daerah Salawu sejumlah 180 orang Anggota Khudam tampak Serius menyimak yang disampaikan Pembicara
Selain perkenalan beliau juga sedikit mengulas buku yang ditulisnya yang menurutnya itu adalah kumpulan untuk menyelamatkan sejarah Ahmadiyah di mana pada suatu saat nanti Anggota Khudam yang tidak mengetahui sejarah Ahmadiyah di masing daerah dengan berbagi cerita perjalananya akan ditemukan di sana. Buku yang beliau susun adalah buku intisari dari buku sejarah yang telah ditarik peredaranya. Indonesia berhutang budi pada Ahmadiyah atas syahid-nya Anggota Ahmadiyah dengan cucuran darah dan airmatanya terlepas dari alasan mereka di syahid-kan.
Buku itu menggugah generasi muda akan datang mengingat dan membaca sejarah betapa nenek moyang kita begitu gigih dalam membela keyakinanya.
Yang menjadi pertanyaan akankah menjelang tahun 2025 ini akan ada orang yang di-syahid-kan lagi? Tentu tidak. Beliau berharap dari buku itu sudahlah orang Indonesia jangan ada lagi cucuran darah dan air mata untuk sebuah keyakinan dalam agamanya.
Dr. Munawar Ahmad Sedang menjawab beberapa Pertanyaan Mustami
Beliau mengatakan optimis melihat generasi muda yang berkumpul saat ini. "Mata-mata anda penuh dengan semangat yang tinggi dalam menegakan Khilafah, beliau berharap kita harus punya prestasi sosial yang bisa diterima di tengah masyarakat. Kalau memang dalam waktu ke depan tak ada prestasi secara sosial apapun yang bisa dihasilkan ya sama sama saja, Ahmadiyah akan seperti ini di pukuli, dicerca, dihina, dan lainnya" kata Beliau.
Buku ini hanya meminta kepada negara memilih politik yang tepat untuk Ahmadiyah dan bangsa ini. Ada tiga pesan penting yang di sampaikan dalam paparan beliau ialah: Beberapa kekuatan Ahmadi yang harus disiapkan dalam rangka menyonsong 100 tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia di tahun 2025 yaitu:
1. Human Capital ( kekuatan orang)
2. Social Capital (kekuatan sosial)
3. Cultuaral Capital (kekuatan Budaya)
Seperti diketahui MKAI Daerah Salawu Rutin Mengadakan Kegiatan pengajian gabungan setiap 2 (dua) bulan satu kali. Dengan pemaparan dan support yang sangat singkat padat dan jelas di sampaikan oleh Dr. Munawar tersebut semoga dapat dipahami oleh segenap Mustami Anggota Khudam dan semoga dapat mewujudkanya dalam rangka menyongsong 100 tahun Ahmadiyah di Indonesia. Semoga.....
By: Munawarman (on twitter: @6211_munawarman)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar