Selasa, 24 Juni 2014

KELAS TARBIYAT ATHFAL-NASIRAT TENJOWARINGIN 2014

Hampir bisa dipastikan, liburan semester menjadi moment yang ditunggu-tunggu oleh setiap pelajar. Namun ada hal yang menarik pada liburan kali ini. Alih-alih merencanakan liburan ke berbagai tempat wisata, athfal dan nashirat Citeguh dan Bojongsirna sibuk membicarakan mengenai kelas tarbiyat tahun 2013. Akhirnya, hari yang dinantikan pun tiba. Rombongan AAI dan NAI dari berbagai kelompok cabang Citeguh dan Bojongsirna mulai berdatangan ke Nagrak, tuan rumah kelas tarbiyat tahun ini. Kelas tarbiyat daerah Salawu yang semula akan dipusatkan di Wanasigra, akhirnya dibagi menjadi 3 sub daerah dengan alasan keamanan. “Baiturrahim”, itulah nama mesjid yang diberikan oleh Bapak Amir Nasional untuk mesjid yang menjadi pusat kegiatan kelas tarbiyat tahun ini. Mesjid dengan dua lantai ini sebenarnya masih dalam tahap pembangunan, tapi lantai dua sudah dapat digunakan, walupun kaca di sekeliling belum terpasang. Lantai pertama yang penuh dengan bahan ba
ngunan pun disulap menjadi tempat peserta untuk menyantap makanan. Di tengah fasilitas mesjid yang masih minim, ternyata tidak membuat semangat peserta menurun. Acara diawali dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh mubaligh Pembina Tenjowaringin, Mln. Ridwan Ahmad. Setelah pembukaan, siswa dibagi ke dalam beberapa hizeb untuk ditempatkan di rumah warga sekitar yang sekaligus tempat menginap peserta selama kegiatan berlangsung. Sore harinya, acara dilanjutkan dengan ice breaking, yang bertajuk perkenalan. Pada malam hari, peserta aai dan nai diajak untuk mengenal lebih dekat sosok-sosok Ahmadi yang luar biasa dan bersinar terang di bidangnya masing-masing, yaitu Prof. Dr. Abdussalam dan Sir Zafrullah Khan. Teladan beliau, terutama kecemerlangan pemikiran dan kontribusinya terhadap dunia serta pengabdian kepada jemaat tercinta, semoga dapat diwariskan kepada aai dan nai yang mengemban misi menyebarkan Islam ke pelosok dunia. Meskipun waktu sudah beranjak malam, namun antusiasme peserta tidak surut, terlebih tersedia hadiah bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan mengenai biografi Abdussalam dan Sir Zafrullah Khan ini. Hari kedua, pukul 02.30 sudah terdengar langkah-langkah kaki peserta menuju ke mesjid untuk mengikuti shalat tahajud berjamaah, padahal tahajjud baru dimulai pukul 03.30, Subhanallah. Cuaca yang dingin serta hembusan angin yang sejuk begitu terasa saat Subuh karena kaca di sekeliling mesjid belum terpasang. Setelah sholat subuh, mentor membimbing peserta untuk menilawatkan ayat-ayat suci Al-Qur’an sebagai amalan utama bagi nai dan aai untuk mengawali harinya dalam beraktivitas. Untuk hari kedua dan ketiga, peserta akan mengikuti pembelajaran yang bertema shalat. Peserta dibimbing setahap demi setahap untuk memahami pokok masalah shalat- mulai dari gerakan dan bacaan shalat – dan berupaya secara berkesinambungan menjalankan secara dawam serta berjamaah. Setiap pagi, sebelum pembelajaran ada pembiasaan shalat dhuha. Pada hari kedua ini diadakan lomba kerohanian, antara lain lomba MTQ dan pidato. Pada malam harinya, panitia mengadakan lomba cerdas cermat ala rangking satu agar semua peserta terlibat. Pertanyaan yang dilontarkan seputar Islam dan keahmadiyahan. Tak perlu waktu lama untuk mencari finalis rangking 1 ini karena banyak dari antara peserta yang gugur di pertanyaan kedua, sehingga acara ini selesai dalam waktu yang singkat. Akhirnya, panitia memberikan pertanyaan berhadiah kepada peserta aai dan nai. Hari ketiga, peserta masih bersemangat mengikuti rangkaian acara, setelah shalat shubuh dan dars Al-qur’an, sama seperi hari sebelumnya, peserta menuju lapang voli di dekat mesjid untuk senam bersama. Setelah itu, peserta bersiap untuk mengikuti pelajaran. Pembelajaran diawali dengan pembacaan janji aai dan nai. Ikrar ini semoga dapat menumbuhkan kecintaan dan keteguhan hati peserta untuk senantiasa berkhidmat di jalan-Nya. Setelah makan siang, para peserta melakukan wiqari amal memindahkan batu bata untuk pembangunan mesjid. Peserta dan panitia berbaris untuk mengestafetkan batu bata. Meskipun hujan tapi mereka tetap semangat dan tidak mengeluh. Di hari ketiga ini, peserta mengikuti berbagai perlombaan jasmani. Permainan-permainan seperti memasukkan paku ke dalam botol dan batu loncat menjadi hiburan tersendiri bagi peserta kelas tarbiyat kali ini. Pada malam hari selepas sholat isya, peserta menyaksikan video mengenai tata cara wudhu dan sholat yang baik dan benar dibimbing oleh para pengajar. Acara malam ketiga ini ditutup dengan kesan pesan peserta, dari mulai pembelajaran, mentor, acara, hingga menu masakan yang paling disukai. Pesan dan kesan peserta dikemas dalam bentuk video yang telah direkam sebelumnya, serta foto-foto candid yang merekam perilaku/ kebiasaan peserta, seperti makan sambil berdiri, masuk mesjid dengan kaki kiri, dan lain sebagainya. Peserta tak henti-hentinya tertawa melihat dirinya ada di dalam foto dan video yang ditampilkan. Foto dan video tersebut kemudian menjadi evaluasi bersama. Hari keempat, berbeda dengan hari sebelumnya, pukul setengah enam peserta sudah bersiap sarapan untuk mengikuti kegiatan outbond. Riuh yel-yel peserta mulai terdengar, sebagai pemacu semangat menambah semarak suasana. Ada lima pos yang harus dilalui peserta dalam outbond ini. Kekompakan dan pengetahuan selama mengikuti kelas tarbiyat menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk menentukan hizeb terbaik. Tanah yang becek dan kotor serta rintangan bukan menjadi halangan dalam menyelesaikan tantangan di setiap pos. Ekspresi ceria dan gembira mewarnai wajah peserta aai dan nai, walaupun mereka tiba dengan baju yang kotor penuh dengan tanah. Selepas outbond masih ada acara khusus untuk aai dan nai kelas 1 sampai dengan 3 SD, yaitu children corner. Children corner dipandu oleh pengajar kelas tarbiyat. Keberanian dan penguasaan ilmu keagamaan peserta diuji. Ada bingkisan bagi peserta yang berani tampil ke depan. Awalnya, peserta malu-malu menunjukkan kebolehannya, tetapi setelah melihat bingkisan tersebut, satu persatu peserta berani tampil. Alhamdulillah, rangkaian acara demi acara telah dilalui. Tiba saatnya acara penutupan yang dihadiri oleh Mubwil Priatim, Mln. E. Jamaludin dan Amirda, Bpk. Iyon Sofyan, serta ketua daerah LI Tasikmalaya, Ibu Oom Rohmah. Peserta tercatat sebanyak 168 orang dari 2 cabang, yaitu dari Cabang Bojongsirna peserta Nasirat 16 orang dan Athfal 24 orang. Sedangkan dari Cabang Citeguh peserta Nasirat 73 orang dan Athfal 55 orang. Kemudian yang ditunggu-tunggu adalah pengumuman pemenang perlombaan. Para peserta sumringah mendapatkan hasil dari usaha mereka, Dan sebagai juara umum yang diraih oleh Aisyah Shiddiqah dari Cabang Citeguh. Acara ditutup dengan doa penutupan oleh Mubwil Priatim, Mln E. Jamaludin setelah itu peserta mendapatkan sertifikat. Selain itu, peserta mendapatkan “angpau” dari Ketua LI Citeguh, sambil bermusafahah dengan guru dan teman-teman. Semoga dalam acara ini peserta dapat menyerap hal-hal positif dan tumbuh menjadi pribadi yang unggul dan pembiasaan sholat berjamaah dan tahajud juga mengaji tidak hanya dilakukan pada saat kegiatan ini saja namun juga menjadi kebiasaan di tempat masing-masing. (Mansurah Ma’sum – Citeguh) - See more at: http://www.mkaid.org/berita/kelas-tarbiyat-athfal-nashirat-2013-2014-salawu/#sthash.4H5Kbxpj.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar